oleh

Diyakini Tidak Besar, SILPA Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2020

-DPRD Provinsi-512 views

Berandang.com- Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah menyampaikan, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) APBD Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran (TA) 2020 diyakini tidak bakal besar.

Salah satu penyebabnya, karena pada tahun anggaran berjalan telah terjadi beberapa kali refocusing.

“Untuk kepastian berapa nilai SILPA nanti, tentunya baru bisa diketahui setelah dibahas bersama antara kita selaku eksekutif bersama DPRD Provinsi. Dari pembahasan itu didapat nilai akhir SILPA, dan mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa diketahui. Mengingat SILPA nanti menjadi acuan dalam pembahasan APBD Perubahan tahun ini,” ungkap Gubernur usai mengikuti paripurna DPRD Provinsi Bengkulu yang menyampaikan secara langsung nota penjelasan tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD TA 2020 atau Sisa  Perhitungan, pada Selasa (29/6/2021).

Gubernur Rohidin menjelaskan, dalam nota penjelasan menyatakan jika pendapatan APBD TA 2020 sebesar Rp 2.786.928.036.207,91.

Belanja sebesar Rp 2.698.458.077.971,87, sehingga terdapat Surplus sebesar Rp 88.469.958.236,05.

Kemudian untuk penerimaan pembiayaan Rp 29.072.636.817,45, pengeluaran pembiayaan sebesar Rp 15.000.000.000,00, dan pembiayaan netto menjadi Rp 14.072.636.817,45. Bahkan dari penjelasan itu terdapat sisa lebih perhitungan sebesar Rp 102.542.595.053,49.

Sementara itu, anggota Banggar DPRD Provinsi Bengkulu, Drs. Sumardi, MM juga meyakini SILPA tidak akan terlalu besar. Mengingat SILPA merupakan anggaran yang ada di kas daerah.

“Palingan anggaran yang ada di kas daerah itu di Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ), RSMNY dan Biaya Operasional Sekolah (BOS). Tapi kepastiannya kiita bahas dululah,” ujar Sumardi.

Secara terpisah, Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Provinsi lainnya, Dempo Xler menyampaikan, dari pembahasan nanti bisa diketahui berapa nilai SILPA.

Apalagi jika nanti terdapat SILPA, akan diminta agar lebih menitik beratkan untuk penanganan Covid-19. Seperti, insentif tenaga kesehatan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

“Masalah kesehatan di tengah pandemi ini harus diutamakan dananya,” pungkas Dempo,*(Red/Adv)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *