oleh

DPRD: Bangun Gardu PLTP Bengkulu, Jepang Investasi Rp. 3,5 Triliun

-DPRD Provinsi-173 views

Berandang.com- Perusahaan listrik asal Jepang akan menggelontorkan dana sebesar Rp 3,5 triliun untuk membiayai pembangunan jaringan transmisi listrik dan gardu induk yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.

Hal itu diketahui dari hasil kunjungan kerja (kunker) Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu ke kantor unit induk pembangkitan PLN Sumatera Bagian Selatan di Kota Palembang.

“Perusahaan asal Jepang itu nanti yang akan mengerjakan pembangunan gardu induk dan jaringan kelistrikannya dengan nilai investasi mencapai sekitar Rp3,5 triliun,” kata Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu Mohd Gustiadi, dalam keterangannya ketika dihubungi pada Jumat, (2/7/2021).

Gustiadi menyampaikan, rencananya pengerjaan pembangunan infratruktur untuk mendistribusikan listrik yang dihasilkan dari energi geothermal atau panas bumi itu, mulai dilakukan tahun depan.

Bahkan pihak PLN telah menargetkan PLTP sektor Hulu Lais di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu berkapasitas 1×55 megawatt tersebut, mulai beroperasi sepenuhnya pada tahun 2025 mendatang.

“Jadi 10 persen dari total pengerjaan proyek pembangunan PLTP yang dikerjakan PT. Pertamina Geothermal Energy itu menjadi tanggung jawab PLN, termasuk didalamnya pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk,” jelas politisi Gerindra ini.

Selain itu menurut pria yang akrab di sapa Edi Tiger ini menyebut, pihak PLN juga telah menekankan beberapa poin dalam kerjasama pengerjaan jaringan transmisi dan gardu induk dengan perusahaan asal Jepang tersebut. Diantaranya, meminta pengadaan seluruh material untuk pengerjaan jaringan transmisi dan gardu induk, seperti, besi harus di beli di dalam negeri, sehingga tidak perlu didatangkan dari Jepang.

Kemudian itu, diminta bertanggung jawab terhadap pembebasan lahan di seluruh titik pengerjaan jaringan transmisi tersebut, dan meminta pemerintah daerah di Bengkulu membantu proses pembebasan dimaksud.

“Memang perusahaan Jepang ini tidak mau masuk kalau proses pembebasan lahan itu belum selesai. Jadi mereka tidak mau tau lagi ada persoalan-persoalan ganti untung tanah. Jadi masih dicarikan solusinya,” terang Edi.

Ditambahkan anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari daerah pemilihan (Dapil) Kabupaten Rejang Lebong dan Lebong ini mengingatkan, pihak PLN memberikan ruang bagi warga lokal untuk menjadi tenaga kerja dalam proyek tersebut. Mengingat investasi yang besar itu diperkirakan akan menyerap ribuan tenaga kerja.*(Red/Adv)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *