oleh

Kendalikan Inflansi, TPID Provinsi Gandeng MUI

-EVENT-1.108 views

Berandang-Bengkulu. Tim Pengendali Inflansi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu menggelar pertemuan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu, di salah satu hotel kota Bengkulu, Senin (28/5/2018).

Pertemuan itu dilakukan untuk menggandeng MUI dalam rangka mengendalikan laju inflansi di Provinsi Bengkulu khususnya  pada bulan Ramadhan ini.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu Endang Kurnia Saputra, kondisi terkini inflansi di Provinsi Bengkulu bertengger pada peringkat kedua se-Sumatera, dimana angka inflansi Bengkulu pada rentang Januari hingga April 2018 ini,  pada angka 1,32 persen.

“Bad news (kabar buruknya), ternyata kita di rangking kedua tertinggi se-Sumatera. Dimana yang tertinggi adalah Provinsi Lampung pada angka 1,45 persen dan ke dua provinsi kita Bengkulu pada angka 1,32 persen,” sebut Endang Kurnia Saputra.

Tingginya angka infalnsi tersebut, Endang tak menampik maskapai penerbangan masih menjadi penyumbang  inflansi terbesar.

Tingginya angka inflansi dari tahun ke tahun selalu terjadi pada menjelang bulan Ramadhan dan hari Raya Lebaran.

Karena, sebut Endang, kebutuhan konsumsi masyarakat menjadi tinggi dengan dibarengi harga bahan kebutuhan yang juga tinggi.

Guna mengendalikan animo masyarakat untuk mengkosumsi yang berlebihan, maka perlu adanya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dengan pendekatan melauli nilai- nilai agama.

Untuk itulah, kata Endang lagi, TIPD Provinsi menggandeng MUI untuk dapat ikut bersama sama mengendalikan inflansi sesuai fungsinya, dengan memberikan pencerahan kepada masyarakat agar tidak mengkonsumsi berlebihan terkususnya dibulan Ramadahan ini.

Ketua Umum MUI Provinsi Bengkulu Prof. Rohimin menegaskan, pihaknya siap sedia untuk membantu pemerintah dalam mengendalikan inflansi sesuai dengan tugas dan fungsi para ulama.

“Kami mengajak para ulama untuk membantu pemerintah dalam mengendalikan inflasi agar dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak berlebih-lebihan di bulan Ramadhan ini,” kata Rohimin.

Menurut para ulama, sebut Rohimin,  yang dikatakan inflansi itu jika tidak berlebih-lebihan, tidak melakukan sesuatu yang mubazir serta tidak menggunakan apa yang dimiliki untuk perbuatan maksiat.

“Jadi kita harus memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kita, tidak mubazir dan tidak berlebih-lebihan,” tegas Prof. Rohimin.

Sejalan dengan hal itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah meminta para ulama agar memberikan edukasi kepada masyarakat, dengan cara menanamkan dan meningkatkan  nilai-nilai agama kepada masyarakat terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Sehingga, kata Rohidin, dengan adanya pemahaman oleh masyarakat untuk tidak menuruti hawa nafsunya dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari secara berlebihan, maka dapat mengendalikan laju inflansi ditengah mayarakat.

“Untuk itulah saya minta betul-betul minta peran ulama, ustad ustadzah maupun muballiqat untuk  secara aktif mempromosi dan  mengedukasi masyarakat kita. Prinsip itu, cukup itu ya cukup, enoug ya enoug,” tegas Rohidin. **Evn**

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *