Kepahiang, Bengkulu – Rembuk stunting ini merupakan salah satu rangkaian pra musyawarah desa untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa tahun 2023, juga menjadi amanat Pemerintah Pusat dan Kabupaten terhadap pemerintah desa agar memprioritaskan penggunaan dana desa tahun 2023 untuk pencegahan dan penanganan stunting.Peserta dari rembuk stunting desa yaitu Kader Pembangunan Manusia (KPM),Perwakilan Puskesmas Penerokan, Tenaga Ahli Kabupaten, Aparatur Desa, BPD, PD, PLD, Kader Posyandu,Guru PAUD, PKK, dan Bidan Desa.
Ada pun kegiatan rembuk stunting
1, sosialisasi pencegahan stunting
2, pemberian makanan tambahan kepada 44 penerima manfaat.
A, jumlah ibu hamil ada 2 orang
B, jumlah anak di bawah umur sebanyak 10 orang
C, jumlah anak di bawah umur 12 sampai 70 bulan sebanyak 32 orang
D, Adapun makanan tambahan yang diberikan roti dan telur.
C, Dan pemberian makanan tambahan selama 4 bulan.
Rembuk stunting ini sifatnya wajib dilaksanakan di setiap desa karna diinstruksikan langsung dari pemerintah pusat berdasarkan regulasi. Permasalahan stunting menjadi prioritas pemerintah dikarenakan masalah ini memengaruhi kualitas SDM yakni terhambatnya tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu, program ini harus dilaksanakan secara konvergen atau terpusat, terpadu, terkoordinasi oleh berbagai lintas sektor,mengingat urgensi persoalan stunting ini, maka diwajibkan Bagi Desa menuangkan dalam RKP Desa dan APBDes untuk memastikan adanya program penanganan dan pencegahan stunting.
Langkah ini diambil dengan harapan dapat membangun kapasitas dan komitmen pemerintah desa dalam merencanakan, mengimplementasikan, memantau, dan mengevaluasi intervensi yang terpusat guna mengurangi angka gagal tumbuh anak,Hal ini menjadi penting sebab pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah komitmen pencapaian pemerintah dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Tutup kades.
(UT)
Komentar