Oleh : Ir. H. MARWAN S. RAMIS (Ketua Umum KADIN Provinsi Bengkulu)
Berandang.com- Propinsi Bengkulu adalah salah satu dari 34 provinsi yang ada di Indonesia saat ini, yang dibentuk berdasarkan Undang – undang No. 9 tahun 1967 Jo. Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1968, terletak dibagian barat pulau Sumatera dan termasuk Indonesia bagian barat.
Luas wilayah Propinsi Bengkulu ± 1.978.870 atau 19.788,7 KM2 dan mempunyai garis pantai ± 525 Km dengan topografi yang bergelombang dan berbukit dengan jumlah penduduk ± 1,7 Juta Jiwa serta terdiri atas 10 daerah tingkat II (9 kabupaten dan 1 kota)
Terbentuknya pemerintahan pada era reformasi seperti sekarang ini pada satu sisi sangat positif dalam arti peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pemerintahan yang lebih demokratis, akan tetapi pada sisi lain masih banyak yang perlu diperbaiki terutama pada bagian aplikasi pencapaian demokrasi yang diinginkan bersama yang pada semua sisi tersebut berdampak pada tingkat kesejahteraraan masyarakatnya.
Di dalam ilmu ekonomi dikenal sebuah teory tentang Keseimbangan Yang Stabil (Stable Equilibrium) yang menyatakan jika terjadi perubahan dari suatu kondisi yang seimbang, maka akan timbul reaksi dalam bentuk perubahan berikutnya kearah yang berlawanan dengan perubahan yang pertama, sehingga keadaan akan menjadi kembali kepada keseimbangan yang berikutnya.
Dalam sistim sosial masyarakat yang berhubungan dengan faktor budaya masyarakatnya, tidak ada kekuatan yang secara otomatis dapat mengembalikan keadaan yang goncang kearah stabilisasi, maka suatu perubahan akan menimbulkan perubahan lain yang membawa sistim tersebut semakin jauh dari keadaan semula, yang berarti bahwa proses sosial mempunyai kecenderungan menjadi kumulatif bahkan dengan laju yang semakin cepat. Satu dari proses kumulatif dalam sistim sosial ialah proses yang biasa disebut dengan Lingkaran Kemiskinan Yang Tidak Berujung – Pangkal (Vicious Circle Of Poverty) yang banyak dialami di negara-negara yang belum berkembang atau belum maju perekonomiannya.
Hal tersebut diatas untuk masyarakatnya dapat di illustrasikan dengan orang ‘Miskin’, karena miskin maka dia tidak cukup makan / gizi, badannya lemah, karena badannya lemah maka dia tidak dapat bekerja dengan giat (tidak optimal), karena tidak giat bekerja maka dia tidak produktif, karena tidak produktif maka pendapatannya rendah, dan karena pendapatannya rendah maka dia tetap miskin.
Proses kumulatif seperti ini akan berlaku sebaliknya apabila terjadi pada orang ‘Kaya’ karena dia ‘kaya’ maka dia cukup makan / gizi dan badannya kuat, karena badannya kuat maka dia lebih giat bekerja, karena lebih giat bekerja maka dia lebih produktif, karena dia produktif maka pendapatannya tinggi, karena pendapatannya tinggi maka dia makin ‘kaya’, apalagi seperti sekarang dengan kemajuan teknologi, sehingga dia mampu membeli dan melengkapi sarana kegiatannya dengan alat-alat teknologi yang mempermudah komunikasi, tidak terbatas pada wilayah dan waktu sehingga dia mudah mengakses secara global yang berdampak peluang usahanya menjadi lebih besar.
Dalam dua kondisi proses kumulatif yang kontras tersebut diatas, kita dapatkan satu kata penting yaitu PRODUKTIF, sifat produktif dalam vicious circle tersebut menjadi salah satu factor penting yang mampu mendorong perubahan kearah yang positif atau negatif, namun pada illustrasi tersebut produktifitas hanya dipandang dari sudut fisik dimana produktifitas seakan-akan hanya ditentukan oleh kekuatan ragawi (fisik), akan tetapi harus difahami bahwa produktifitas tidak hanya dilihat dari sisi fisik saja melainkan juga dari faktor-faktor lainnya.
Berbicara tentang Upaya Peningkatan Jiwa Kewirausahaan Di kalangan Pemuda, KADIN khususnya KADINDA Provinsi Bengkulu terus dan senantiasa berupaya untuk membuka kesempatan dan peluang bagi para pemuda yang berminat untuk menjadi seorang wirausahawan.
Upaya peningkatan jiwa kewirausahaan dikalangan pemuda mencakup spektrum yang sangat luas serta dapat ditelaah dari berbagai disiplin ilmu. Tidak hanya ditinjau dari disiplin ilmu ekonomi, tetapi juga dari disiplin ilmu sosial, budaya, psikologi, politik dan hukum dll.
- LINGKUP BAHASAN
Diskusi mengenai produktifitas yang mempunyai spectrum yang sangat luas tersebut dapat pula didiskusikan dari teknik-teknik peningkatan dan Peubah-Peubah (Variable) yang mempengaruhinya, mengingat keterbatasan yang ada maka pada kesempatan lingkup bahasannya diorientasikan kepada faktor-faktor yang menjadi penetu tinggi – rendahnya tingkat produktifitas.
- MOTIVASI BERPRESTASI DALAM PRODUKTIVITAS
Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang ada atas potensi yang ada dengan menghasilkan LUARAN (Output) yang optimal.
Maka tingkat produktivitas seseorang atau sekelompok orang akan mempunyai dampak terhadap kemanfaatan yang dapat dinikmati atau dirasakan, dan jika dikorelasikan terhadap satu Negara maka tinggi rendahnya produktivitas warga negaranya sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu Negara.
Dari sudut pandang ilmu ekonomi, maka kemampuan untuk menghasilkan luaran (output) berupa barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu dan secara kontinyu merupakan indikator utama bagi pertumbuhan ekonomi atau economic growth yang selanjutnya berdampak terhadap income percapita masyarakat untuk selanjutnya menjadi indikator kesejahteraan masyarakatnya.
- FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS
Karena pentingnya peran produktivitas dan juga sangat strategik dalam proses kearah kemajuan masyarakat, beberapa pendapat menyatakan bahwa Kinerja dan Produktivitas didukung oleh kondisi tertentu baik secara intern maupun extern yang disebut sebagi faktor situasional / umum.
Faktor situasional / umum tersebut terdiri atas 3 hal utama yaitu :
- Kondisi dan situasi global sehubungan dengan adanya globalisasi
- Kondisi infrastruktur (sarana dan prasarana)
- Iklim dunia usaha yang kondusif dan nyaman utamanya dalam bidang birokrasi perizinan dll.
Secara realistis bahwa berbagai faktor tersebut saling ketergantungan dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu maka sinergi antar komponen perlu direncanakan secara baik.
Disamping hal tersebut diatas dari berbagai penelitian dan konsepsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat produktivitas seseorang atau sekelompok orang akan dipengaruhi oleh faktor-faktor sbb :
- Kondisi Fisik individu, yang terdiri atas status gizi, tingkat kesehatan, jenis kelamin, umur dll, yang dalam hal ini potensi utamanya ada pada kalangan muda.
- Kondisi Psikologis, yang terdiri atas rangsangan kerja, stabilitas emosional, disiplin, bakat dan motivasi berprestasi dll.
- Kondisi tempat kerja yang meliputi kepemimpinan, situasi kerja, imbalan, hubungan sosial dalam kerja, peraturan kerja, teknologi yang digunakan dll.
- Kondisi kemampuan Individual (Individual Ability) yang meliputi tingkat kecerdasan, tingkat pendidikan, keterampilan, pengalaman dan masa kerja.
Secara realistis, berbagai factor tersebut akan saling mempengaruhi secara kasualitas. kondisi fisik akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis, kondisi tempat kerja akan berpengaruh terhadap kondisi pisik dan psikologis, kemampuan individual akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis, kondisi fisik akan berpengaruh pula terhadap kemampuan individual dan seterusnya. Kendati demikian berbagai faktor tersebut diatas akan berpengaruh pada Motivasi Kerja Individu yang secara totalitas akan menentukan
Tinggi – Rendahnya Produktivitas kerja suatu kelompok atau organisasi.
- KESIMPULAN :
Dari berbagai bahasan tersebut yang mengacu pada berbagai konsep teoritik tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja seorang individu akan dipengaruhi oleh banyak factor, baik bersifat fisik maupun non fisik bahkan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bersifat situasional.
Faktor-faktor seperti kepemimpinan, situasi kerja, kemampuan individual, tingkat kesehatan dll secara bersama-sama mempengaruhi tingkat motivasi individual, dan tingkat motivasi ini akan berpengaruh langsung terhadap tingkat Produktivitas.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa Motivasi merupakan titik sentral dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat Produktivitas.
Dalam konteks pembangunan nasional maka Motivasi generasi muda khususnya sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Semakin tinggi motivasi kaum muda sebagai faktor penggerak untuk maju dan berkembang maka semakin baik produktivitas masyarakat suatu Negara. Semakin baik produktivitas suatu Negara maka semakin maju Negara tersebut. Disamping sangat perlunya peran aktif masyarakat serta sikap mental masyarakatnya yang ditunjukkan dengan tekad dan semangat serta ketaatan dan disiplin penyelenggaraan Negara.
Dengan kalimat yang lebih sederhana maka berhasil atau tidaknya pembangunan dan kesejahteraan masyarakat suatu Negara sangat tergantung dari motivasi dan partisipasi kaum muda khususnya dan seluruh warga Negara pada umumnya.
Komentar