Berandang-Bengkulu. Kontestasi Politik yang akan bergulir secara serentak, yaitu pemilihan Wakil Rakyat (DPR, DPRD, DPD) akan dilaksanakan pada Rabu 17 April 2019. Tahapan demi tahapan sudah berlangsung, para Calon Legislatif (Caleg) sudah mendaftarkan diri ke Partai yang diminati. Partai yang lolos verfifikasi mencapai 16 Partai Nasional dan 4 partai Aceh.
Para calon yang akan bertarung dalam pemilihan legislatif, datang dari berbagai latar belakang, mulai dari Aktivis, Politisi, Pensiunan Birokrat pedagang, bahkan toke.
Masyarakat diharapkan dapat memilih wakil yang benar-benar mampu memperjuangkan hak-hak mereka, menjalankan tugas selaku parlemen.
“Rakyat di era demokrasi ini, diberi kesempatan memilih, mengenali calon wakilnya secara selektif dalam mewakili hak rakyat bersuara di parlemen, melakukan tugas pengangaran, pengawasan, dan membuat aturan yang berpihak pada rakyat, selaku pemilik daulat”, terang Fahruri.
Fahruri adalah sosok Aktivis yang aktif memperjuangkan hak-hak masyarakat sejak menjadi Wakil Presiden Mahasiswa UMB di tahun 2016-2017 ini, juga berharap masyarakat jangan salah pilih, terpilih sosok penjahat menjadi pejabat, apalagi calon yang pernah tersandung dugaan kasus Korupsi, semodel tersangka korupsi bantuan sosial.
Masyarakat harus cerdas memilih pemimpin yang mempunyai track record dari kalangan yang memang memperjuangkan hak-hak rakyat, dari sebelum menjadi Caleg, bukan caleg dadakan atau politisi tahu goreng dadakan yang coba-coba keberuntungan menjadi wakil Rakyat.
“Masyarakat hendaknya memilih karena gagasan dan visi yang di tawarkan oleh caleg, bukan memilih karena uang yang disebar oleh para Caleg”, tambah Fahruri.
Yang sangat fatal adalah masyarakat tidak mau menentukan pilihan dalam pesta demokrasi (Golput), ketika orang baik tidak terpilih menjadi pemimpin karena banyak yang golput, maka orang-orang yang zalim yang akan duduk menjadi pemimpin, dan mau tidak mau kita akan dipimpin oleh kaum yang zalim.
Fahruri yang juga aktif di Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi Provinsi Bengkulu mengatakan “Pesta demokrasi jangan dijadikan ajang mencari rezeki bagi masyarakat, namun pesta demokrasi adalah ajang untuk mencari pemimpin yang mempuni untuk kemajuan negara ini, namun sangat disayangkan para pemimpin yang duduk karena uang tidak lagi memikirkan masyarakat yang telah memilihnya, bahkan banyak yang tersandung korupsi, itulah bahayanya jika money politik dimainkan oleh para Caleg.
“Suara rakyat jangan dijadikan semacam pemuas nafsu berkuasa, rakyat dipanggil saat syahwat membara dan dilupakan saat hasrat berkuasa diraih”.
“Mari Bangun Kesadaran bersama, belum ada yang kaya raya karena mengambil uang caleg, yang ada tambah sengsara karena terpilih legislatif tak berkualitas dan dangkal. Yang tak mengerti tufoksi”, tutup Fahruri. (003)
Komentar