Berandang-kaur. Bertempat di ruang kerja Bupati Kabupaten Kaur. Gusril Pausi S.Sos,M.AP menerima audiensi 6 orang Mahasiswa UGM yang sedang melaksanakan Kulyah Kerja Nyata (KKN), Di dua desa di Kabupaten Kaur yakni di Desa Linau dan di Desa Wayhawang.
Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) menyampaikan 3 hasil penemuan mereka kepada bupati.
1. pembuatan Sambal gurita dengan melibatkan ibu-ibu PKK yang ada di desa Linau dan Desa Wayhawang serta pelatihan.
2. Mengolah sampah plastik menjadi bensin dan juga membuat aspal, dengan bahan-bahannya menggunakan bahan yang ada di sekitar desa tersebut. namun memang masih butuh penelitian lebih lanjut terkait kualitas bensin dan aspal tersebut.
3. Pembuatan Panel surya, di Tanjung Aur yakni dengan memasang 2 panel di rumah salah satu warga (Jumari sebagai Guru Ngaji) dan berhasil menyalakan 5 buah lampu dengan kekuatan 15 watt.
Perwakilan mahasiswa UGM yang diwakili oleh, Abdul B Ramadhan Jurusan Manajemen Kebijakan Publik, menyampaikan beberapa hal potensi serta SDM yang ada di kaur seperti alam, laut, pariwisata, lokasi strategis serta kuliner.
“Tantangan Sumber Daya Manusianya masih minim dan rendah seperti pengelolaan sampah, ternak liar, sanitasi, telekomunikasi (keterbatasan info yang dibutuhkan)”
Ilham menambahkan. “Kebijakan yang diperlukan kendaraan pengangkut sampah, sharing knowledge (misal alumni BJB wajib mengabdi di kaur 5 th), community lead total sanitation, manajemen ternak.”
Dalam Arahan Bupati Kaur Bapak Gusril Pausi, S.Sos MAP, Sangat mengapresiasi kinerja serta ide-ide adik-adik, namun Saya berharap mahasiswa KKN tahun ini memberikan kritik saran yang bersifat membangun dan solusinya secara mendetail untuk pembangunan kaur ke depan.
Bahwa adik-adik Mahasiswa UGM juga harus menghasilkan pola fikir atau masukan yang bermanfaat atau ada hasil secara berkelangsungan. Terkait Beasiswa Bintang Jemput Bintang (BJB), memang tidak ada ikatan dinas dikarnakan mereka bukanlah PNS, namun harapannya walaupun mereka berada di luar Negeri, mereka akan memberikan ide dan pola fikir yang bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat Kaur.
“Mengenai Ternak, kesadaran masyarakat susah dan budaya masyarakat juga sulit di ubah karena pemahaman masyarakat kaur sejak dahulu melepaskan ternak berkeliaran aman-aman saja.
Terkait dengan sampah, beberapa Titik banyak sampah di kaur, namun secara umun kaur bisa dikategorikan bersih, kt sudah memprogramkan tempat pembuangan sementara (TPS) di beberapa kecamatan, sebelum dibawa ke tempat Pembuangan Akhir (TPA), Tutup bupati. *(MD)
Komentar