Berandang-Bengkulu. KPU Kota Bengkulu menetapkan empat pasangan calon walikota pada 12 Februari 2018 yang lalu. Erna Sari Dewi dan Ahmad Zarkasih, diusung partai Nasdem, PPP dan PKS dengan nomor urut 2. Helmi Hasan dan Deddy Wahyudi diusung Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat, pasangan ini mendapatkan nomor urut 3. Patriana Sosialinda berpasangan dengan Mirza diusung Partai Golkar, HANURA dan PDIP kantongi nomor urut 4. Mayor David bergandengan dengan Baksir maju melalui jalur independent dengan nomor urut 1.
Tak sulit bagi calon yang diusung partai politik. Cukup loby-loby dan secarik kertas rekomendasi bisa menghantarkan pasangan calon merebut kursi Walikota dan Wakil Walikota. Berbeda hal dengan David – Baksir. Ia harus mendapatkan 22.492 dukungan photocopy KTP untuk mendapatkan tiket menuju Balai Kota. Angka tersebut diperoleh dari pembagian delapan setengah persen dari jumlah pemilih di Kota Bengkulu, 233.783 jiwa.
Tak mudah bagi David, syarat dukungan diverifikasi faktual melalui metode sensus dengan menemui langsung setiap pendukung calon yang menyerahkan KTP-nya. Syarat ini merujuk pada Undang-Undang (UU) 10 tahun 2016 tentang Pilkada. Minggu, 11 November 2017 pasangan ini menghantarkan 24.902 bukti dukungan ke kantor KPU Kota Bengkulu. Tak ketinggalan, pasangan Jahin-Khairunnisa ikut serta menyerahkan sebanyak 23.500 lembar fotokopi KTP. Namun usaha Jahin-Khairunnisa kandas. KPU kembalikan dukungan KTP karena tidak dilengkapi dengan formulir B1KWK dan B2KWK sebagai syarat yang harus dipenuhi calon kepala daerah dari jalur perseorangan.
David, putra Bengkulu kelahiran 30 maret 1976 berdarah minang. Putra ketiga pasangan dari H. Suardi dan Hj. Nurdianty (Alm) ini meniti karir dimiliter. Ia lulus Akademi Militer di Magelang tahun 1999. Surabaya, Binjai, Medan, Lubuk Pakam, Padang, Palembang, Kayu Agung merupakan kota tempat ia ditugaskan. Terakhir, ia pulang ketanah kelahirannya dan menjabat Kepala Penerangan Korem 041/Garuda Emas berpangkat Mayor Infantri.
Tsunami Aceh, pengalaman David yang tak pernah terlupakan. Ketika alam tak lagi bersahat, tahun 2004 gulungan ombak meluluh lantakkan Kota Banda Aceh. David selamat dari amukan ombak. Setahun berikutnya, karirnya menanjak, ia mendapatkan penugasan di Singapura dalam menjalankan tugas.
Selasa, 13 Februari 2018 bertempat disalah satu Hotel di Kota Bengkulu, Darlinsyah, Ketua KPU Kota Bengkulu pimpin rapat pleno dan menetapkan pasangan calon. David-Baksir ditetapkan sebagai calon melalui jalur non parpol. Saat itu juga David harus melepaskan karirnya sebagai anggota aktif di TNI.
Disaat tingkat kepercayaan publik terhadap TNI meningkat, David memilih keluar. Bukan tak beralasan, keputusan itu ia pilih agar bisa maksimal mengabdi untuk Kota Bengkulu yang lebih baik. Berangkat dari dukungan saudara, teman dan kerabat, maju jalur independen jadi pilihan.
Tepat 27 juni mendatang, pesta demokrasi di helat. Waktu tersisa 74 hari lagi. 24 ribu dukungan bukan angka aman bagi David untuk melenggang merebut Balai Kota. Angka tersebut hanya 8,5 % dari total pemilih.
Pada Selasa (28/10/2017) KPU Kota Bengkulu gelar rapat pleno tentang persyaratan pencalonan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bengkulu tahun 2018. Pleno ini menetapkan syarat usulan partai politik atau gabungan partai politik. Berdasarkan pemilihan legislatif 2014 lalu, Paslon nomor urut 2, Nasdem, PPP dan PKS kantongi suara 49.166 pemilih. Paslon nomor urut Tiga, PAN, Gerindra dan Demokrat kantongi suara 59.024 pemilih. Paslon nomor urut 4, Partai Golkar, HANURA dan PDIP raih suara 37.266 suara. Pertengahan jalan, Partai PKB menentukan sikap dan berikan dukungan ke-Paslon nomor urut 4. Pileg 2014 lalu PKB kantongi suara 12.866 pemilih.
Tak ingin kalah, David-Baksir buka pendaftaran relawan. Tak tanggung-tanggung, targetnya 1000 relawan setiap kelurahan. Kota Bengkulu, meliputi 9 kecamatan dan 67 Kelurahan. Bila targetnya tercapai, 67.000 relawan setiap kelurahan angka yang cukup fantastis untuk menghantarkannya menuju Walikota-Wakil Walikota Bengkulu 2018-2023. *Evn*
Komentar