Berandang.com- Ratusan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)/ Usaha Kecil Menengah UKM yang ada dalam wilayah Provinsi Bengkulu ditargetkan naik kelas.
Pernyataan itu diungkapkan Kepala UPTD Balai Latihan Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu, Ivana Kusumaningtyas, SE, MM dalam Dialog Lintas Bengkulu Pagi Jumat, (15/7/2022), dengan tema “Pengembangan UMKM di Bengkulu untuk Naik Kelas,” yang diselenggarakan salah satu siaran elektronik di Bengkulu.
Menurut Ivana, UMKM naik kelas ini memang sudah digaungkan oleh Menteri Koperasi dan UKM, karena diketahui sebagai penyangga ekonomi. Apalagi dimasa pendemi, peran UMKM sangat dirasakan dalam upaya membangkitkan perekonomian di masyarakat, meskipun skalanya masih kecil atau bersifat informal.
Dengan banyaknya yang bersifat informal itu, dikatakan, pemerintah daerah melalui dinas teknis berupaya menjadikan formal, dengan memberikan pelatihan dan mengandeng Universitas Bengkulu. Mengingat indikator UMKM naik kelas tersebut, usahanya terdaftar dan memiliki izin.
Kemudian melihat sistem promosi, permodalan dan penjualan yang sebelumnya bersifat manual menjadi digital, serta omsetnya sebesar Rp. 2 milyar pertahun.
“Jika dari kelembagaan cukup banyak, meski untuk jumlah data pertahunnya ada dalam dokumen. Mudah-mudahan saja pandemi ini benar-benar hilang, sehingga Koperasi dan UMKM naik kelas terus bertambah setiap tahunnya. Terlebih pada tahun ini, kita menargetkan sebanyak 678 UMKM diberikan pelatihan usaha dan ada program baru penyuluhan hukum untuk 320 UMKM yang ada di Bengkulu, dengan melibatkan para konsultan berkompeten,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPD Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Provinsi Bengkulu Trisna Anggraini, S.Ip, MM menyampaikan, sejalan dengan program kerja pihaknya memang ingin menaikan UMKM untuk naik kelas, sehingga usaha yang diproduksinya tidak terus menerus berskala kecil.
Sedangkan upaya untuk menaikan kelas sebuah UMKM, pihaknya selain usahanya jelas dan resmi berdiri, juga lebih menitik beratkan pada mutu dan kualitas, ketersediaan logistik serta langkah pemasarannya.
“Tidak kalah pentingnya UMKM naik kelas itu, memiliki sertifikasi atas usaha dan produknya. Lalu perlu dukungan pemerintah atau pemerintah daerah melalui dinas teknisnya terutama dalam mempromosikan produk yang dimiliki. Mengingat langkah kita (IWAPI,red) menjalin kerjasama dengan BPOM, dan memfasilitas pelaku usaha yang menjadi mitra kerja mendapatkan sertifikasi,” terangnya.
Dibagian lain, salah seorang pelaku usaha naik kelas, yang juga manager Coffee KMnol Bengkulu Hery Supandi mengemukakan, pihaknya sudah mendengar wacana UMKM naik kelas. Apalagi langkah yang dilakukan pemerintah maupun pemerintah daerah dinilai belum maksimal.
Seperti, setelah pelaku UMKM difasilitasi dalam memasarkan produknya, tidak dilanjutkan kegiatan pembinaan berkelanjutan, sehingga keinginan naik kelas kebanyakan datang dari pelaku usaha itu sendiri, tanpa suport penuh pemerintah maupun pemerintah daerah.
Untuk itu ia meminta pemerintah melakukan pembinaan secara berkelanjutan, hingga pelaku usaha tersebut benar-benar menjadi naik kelas.
“Kita berharap ada gebrakan baru dari pemerintah yang bisa memacu naik kelas, misal jika dimulai dari nol, naik ke angka satu, begitu seterusnya hingga bisa mencapai angka 10. Apalagi berbicara omset itu tergantung dari mutu dan kualita produk yang di jual. Belum lagi, setiap pemerintah daerah membangun pusat kuliner, tidak berjalan maksimal. Artinya, konsep belum ditunjang dengan pelaksanaannya. Mudah-mudahan kedepan perencanaan dengan pelaksanaannya bisa lebih matang lagi,” pungkasnya. *(Adv)
Komentar