Bengkulu. Ngopi Sore yang digagas oleh Serikat Media Ciber Indonesia (SMSI) disalah satu rumah makan pantai panjang Bengkulu minggu (29/04/2018) bersama Dr. Rizal Ramli. Dalam acara tersebut, Rizal Ramli Ekonom dan pernah menjabat sebagai menteri perekonomian di Era Presiden Gusdur didampingi Dr. Rahimandani ketua SMSI Provinsi Bengkulu dan Teguh dari pengurus SMSI pusat.
Dalam diskusinya, penantang Menteri Keuangan Sri Mulyani debat soal hutang luar negeri itu menyampaikan, kunjungannya ke Bengkulu ini yang ketiga. Dulu ia pernah ke Bengkulu 15 tahun yang silam. Menurutnya, tak banyak perubahan yang ia lihat dari Provinsi Bengkulu. Ia menilai, alasan keterisolasian karena faktor infrastruktur itu bukan sebuah alasan lagi. Sebab, bagi Rizal yang pernah menjadi penasihat ekonomi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat ini serba canggih. Jalur penerbangan sudah terkoneksi, jaringan dunia maya juga sangat mudah diakses.
Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) berdarah minang ini menjelaskan, Bengkulu memiliki dua potensi. Pertama, Bengkulu memiliki alam yang indah dan masih natural. Hamparan pantai panjang Bengkulu mampu menyedot wisatan lokal maupun asing. Bila dikelola dengan baik, maka kunjungan wisata mampu mengangkat perekonomian masyarakat. Ia mencontohkan Banyuwangi. Dulu kabupaten diujung pulau jawa tersebut kategori miskin. Namun, karena Bupatinya yang mampu melihat potensi alamnya, Banyuwangi menjadi daerah wisata dengan tingkat pengunjung yang tinggi. Saat ini, taraf ekonomi Banyuwangi tertinggi di Jawa Timur diatas Malang. Tentu hal itu terlaksana karena hampir setiap minggu ada event. Baik even kuliner, budaya dan lain sebagainya untuk menarik minat pengunjung.
Rizal Ramli menambahkan, solusi kedua ialah Bengkulu memiliki kekuatan sejarah. Ia mengulas, bahwa Provinsi Bengkulu yang berada dipesisir Barat Sumatra ini lama dijajah Belanda dan Inggris. Bung karno, Jendral Nasution, Tan Malaka pernah lama di Bengkulu tambahnya. Hal ini dibuktikan dengan situs-situs bersejarah. Rizal pun membuktikan hal itu, sebelum ia menghadiri acara Ngopi Sore, Rizal menyempatkan singgah di Rumah peninggalan Istri Proklamator Bung Karno. Ia pun menyempatkan duduk di meja mesin jahit tempat Ibu Fatmawati merajut sangsaka merah putih. Benteng Malrbourg pun bagian situs bersejarah untuk dipromosikan sebagai tempat wisata.
Saat ditanya oleh H. Sasriponi Bahrin Ranggolawe yang aktif di Organisasi Kepemudaan, apakah Rizal Ramli berminat mencalonkan diri sebagai Presiden di tahun 2019? Ia pun (Rizal) menanggapi hal itu. Menurutnya, keterpurukan bangsa ini berawal dari pemimpin kita yang hanya modal pencitraan bukan gagasan. Akhirnya kita dipimpin oleh orang yang sangat terbatas dalam mengurai permasalahan bangsa. Di era Gusdur, saat Rizal Ramli menjabat menteri perekonomian, ditangannya perekonomian bangsa meningkat. Siasatnya dalam mengatasi hutang luar negeri patut diacungi jempol. Perekonomian tumbuh, hutangpun diperkecil. Wajar saja ia (Rizal) dijuluki tokoh ekonom nasional. Untuk menjawab persoalan bangsa, Rizal Ramli berniat mencalonkan dirinya sebagai presiden Indonesia ditahun 2019 mendatang. Upaya loby-loby partai pun sudah dilakukan. Diusianya yang ke-62 tahun ini, ia akan mewakafkan sisa umurnya untuk mengabdi kepada bangsa ini. *Evn*
Komentar