oleh

Kepala SMPN 2 Kepahiang Dukung Kebijakan Bupati Dalam Menjalankan Pembelajaran

-Pendidikan-1.697 views

Berandang.com- Kepahiang. Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kepahiang, Edi Suwanto, M.Pd turut mendukung kebijakan Bupati Kepahiang Dr. Hidayatullah Sjahid dalam menjalankan kegiatan proses belajar mengajar.

Edi Suwanto, selaku kepala SMPN 2 menegaskan, saat ini sekolah yang dikepalainya menerapkan sistim belajar daring (dalam jaringan dan luring (tatap muka).

Meskipun pembelajaran ini berbeda seperti biasanya, namun sudah menjadi kebijakan bapak Bupati, yaitu merujuk dari Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri.

Dikatakan Edi, pembelajaran daring tak lepas dari kekurangan. Diantaranya, tidak semua murid memiliki Handphone android. Ada yang memiliki handphone, namun tidak semua memiliki kuota internet. Bahkan sebagian ada anak didik yang tinggal didaerah sulit sinyal. Namun kendala tersebut tak menjadi halangan dewan guru untuk mencerdaskan anak didiknya.

Menurut Edi, untuk mengantisipasi itu, pihak sekolah melakukan kebijakan pembelajaran kombinasi. Yaitu belajar daring dan luring. Saat ini, sudah diberlakukan belajar tatap muka selama 3 jam belajar dengan mengedepankan protokol kesehatan agar tidak menjadi cluster penyembaran covid-19.

“Kita sudah memberlakukan bimbingan belajar tatap muka selama 3 jam dengan tetap menjaga jarak dan tetap mematuhi protokol kesehatan.“ ujar Edi.

Dengan memanfaatkan sumber daya dan sumber dana yang berbatas, kepala sekolah dengan jumlah murid 366 siswa, 22 guru ASN dan 6 tenaga honor lepas (THL), sekolah tetap berusaha agar proses pembelajaran bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya hingga akhir pembelajaran di tahun 2020-2021.

Lebih lanjut Kepala sekolah ini mengungkapkan, “Kami berharap dan berusaha semaksimal mungkin, agar anak-anak yang duduk di kelas 9 bisa mengikuti proses pelajaran dengan baik dan dapat menyelesaikan pendidikan di jenjang SMP hingga dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.” Kata Edi.

Edi menekankan agar tidak ada anak didiknya yang putus sekolah. Apalagi dengan alasan tidak ada biaya. Ia optimis, dengan program 20% APBD untuk biaya pendidikan yang disampaikan wakil bupati kepahiang, mampu menekan anak agar tak putus sekolah.

Edi berharap, agar ada peran serta orang tua dalam pengawasan anak-anak diluar jam sekolah. Terakhir, ia berharap, dengan program vaksinasi yang sudah dimulai pemerintah, pada tahun ajaran baru nanti pandemi covid-19 bisa berakhir dan anak-anak dapat sekolah tatap muka seperti biasa. *(Adv/UT)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *