oleh

Cagar Alam Danau Dusun Besar Segera Jadi Taman Wisata Alam

Berandang-Bengkulu. Menanggapi usulan Pemerintah Provinsi Bengkulu, terkait peralihan status Cagar Alam Danau Dusun Besar/Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) menjadi Taman Wisata Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, terjunkan tim terpadu untuk lakukan survey dan penelitian. 

“Survey teknis harus betul-betul serius dilakukan dan memperhatikan keberlangsungan lingkungan, termasuk masalah pergeseran sejarah, sosial dan masalah keselamatan,” ujar Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, saat menyambut tim terpadu di ruang kerjanya, Selasa, (30/10).

Tim terpadu yang terdiri dari Kementerian LHK, Dinas LHK, LIPI, IPB dan BKSDA ini, akan melakukan survey dan penelitian hingga 2 November mendatang.

Rohidin melihat, danau yang terletak di tengah kota ini memiliki potensi sebagai sarana wisata alam. Termasuk menjadi objek utama bagi Lake and River Festival dalam Rangka Visit 2020 Wonderfull Bengkulu.

Selain itu, Rohidin juga berharap proses penurunan status Cagar Alam tersebut melibatkan masyarakat adat dan perguruan tinggi. 

“Harapa saya, perubahan fungsi tersebut dapat meningkatkan perlindungan kawasan dan meningkatkan manajemen pemanfaatannya, termasuk manfaat ekonomi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar,” tambah Plt Gubernur yang juga lulusan program doktor terbaik dan tercepat IPB ini.

Sebagai kawasan wisata baru, menurut Plt gubernur, sekitar danau dapat dibangun rest area sebagai sentra kuliner, serta joging track di sekitar danau.

“DDTS dapat menjadi wisata baru dan dibangun jogging track tanpa harus ada bangunan fisik permanen, sehingga tidak berpengaruh pada fungsi DDTS tersebut,” ungkap mantan Bupati Bengkulu Selatan ini meyakinkan. Mengakhiri obrolannya, Rohidin berharap akhir tahun ini, ketetapan dari Kementerian LHK sudah diterima.

Menanggapi pernyataan Plt Gubernur Bengkulu, perwakilan tim terpadu dari Kementerian LHK Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS, menegaskan sangat setuju atas usulan pemerintah Provinsi Bengkulu.

“Jika boleh, disarankan buat air mancur di tengah danau, agar lebih menarik bagi wisatawan yang berkunjung, apalagi danau ini tempatnya startegis berada di tengah kota,” ujar Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS yang juga guru besar Manajemen Kawasan Hutan Konservasi Fakultas Kehutanan IPB ini. *(03)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *