Berandang-Bengkulu. Sungguh miris, memprihatinkan bila melihat pasar minggu yang menjadi tempat berbelanja bagi masyarakat malah di abaikan oleh pedagang sendiri untuk berjualan.
Salah satu pedagang kaki lima, berjualan di KZ Abidin I Muhammad Abdul membeberkan kenapa dirinya enggan berjualan di lapak Pasar Minggu.
Sebab, ia pernah 2 tahun berjualan di lapak Pasar minggu. Sungguh malang Abdul malah gulung tukar (bangkrut) akibat sepinya pengunjung dan menurunnya omset.
“Kalau untuk pindah kesana lagi tidak memungkinkan. Untuk kendalanya seperti lahan parkir yang sempit apalagi suruh kami nempati di atas sama saja suruh kami bunuh diri,” ucapnya M. Abdul pada Berandang.com, Jumat (23/11).
Lanjut dikatakan Abdul, sehari omset ia berjualan pakaian wanita dan anak-anak di bahu jalan KZ Abidin I bisa mencapai 6-7 ratus ribu perharinya.
“Sewa lapak disini tidak ada biaya hanya saja bayar kebersihan lapak seribu perharinya,” katanya.
Namun demikian, dirinya dengan tegas menolak kembali berjualan di Pasar Minggu.
“Kenapa saya menolak tempat lokasi yang tidak memungkinkan. Meskipun digratiskan kalau tidak ada yang membeli percuma saja,” ujarnya.
Abdul berpesan pada Pemerintah Kota (Pemkot), seandainya ada lahan parkir di Pasar Minggu mungkin dirinya siap untuk kembali kesana.
“Omset sehari waktu saya di atas lapak Pasar Minggu hanya mendapatkan uang 60 ribu gimana mau menafkahi anak dan istri dirumah, ” katanya.
Ditambahkan Abdul, ia menyewa lapak pasar minggu 2 tahun silam sewa lapaknya setahun 15 juta.
“Sebenarnya kita mendukung pemerintah apa yang terbaik buat kami, tapi tolong ada pertimbangan dan fikirkan untuk masyarakat strategis atau tidak tempat jualannya,” tutupnya. *(Ahm)
Komentar