Berandang.com- Bengkulu. Untuk menginjeksi sistem pembelajaran matematika yang nalaria dan realistik, Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam (IAIN) Bengkulu melalui Program Studi (Prodi) Tadris Matematika, gelar seminar dan pelatihan. Kegiatan berlangsung di Gedung Serbaguna IAIN Bengkulu, selasa (29/10/2019).
Seminar ini mengusung tema “Matematika Nalaria Realistik (MNR)” kerjasama Prodi Tadris matematika IAIN Bengkulu dengan Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Bogor. Hadir sebagai pemateri Taufiq Hidayat bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) KPM Bogor.
Dr. Zubaidi selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu menuturkan, “kegiatan ini untuk membekali para calon guru dari mahasiswa Prodi Tadris dengan kemampuan mengajarkan matematika dengan cara pengajaran realistik. Serta meng-upgrade metodologi pembelajaran para guru SD, SMP se-Kota Bengkulu yang hadir saat ini.” Ujarnya usai membuka acara seminar secara resmi.
Lebih lanjut, Dr. Zubaidi menjelaskan, kegiatan ini diharapkan agar para guru nanti bisa mengajarkan matematika yang mudah, efektif dan bermakna. Sehingga mendorong siswa mempelajari matematika dengan motivasi yang tinggi, karena bisa digunakan dalam kehidupan yang realistik sehari-hari.
Ditanya soal kurikulum pengajaran matematika di Prodi Matematika, Zubaidi mengaku selama ini memang kurikulum IAIN Bengkulu sudah disesuaikan dengan standar pembelajaran yang ada didalam metodologi yang berlaku. Namun menurutnya perlu diperkaya dengan model-model pembelajaran yang baru.
Menurut Zubaidi yang aktif di Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama ini, metode pembelajaran MNR didirikan oleh KBM Bogor, yang intensif serius mengadakan pelatihan bagaimana mengajarkan matematika realistik dengan menggunakan peristiwa-peristiwa yang nyata. Dengan target agar ana-anak tau makna matematika itu. Belajar pecahan, presentase, menjumlah, bukan sekedar paham hitung-hitungan memecahkan soal tapi tidak tau gunanya.
Spesifiknya ia menguraikan, pada dasarnya banyak kehidupan yang perlu didasarkan dengan nilai-nilai matematika. Padahal matematika juga mengajarkan kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan keuletan. Dan sekarang ini ia menilai masih belum menjadi kesadaran ketika belajar matematika. Sehingga anak-anak belajar matematika dengan rasa senang, mudah, terhindar dari pikiran matematika itu berat, rumit dan memusingkan kepala.
Kepala Prodi Tadris Matematika, Fatrima Santri Syafri, M.Pd. mat berharap, dengan terselenggaranya kegiatan ini agar terjalin kerjasama yang baik kedepannya.
“Semoga kerjasama kegiatan ini dapat kontinyu kedepan dan pembuka jalan untuk me-regenerasi pengajar MCB berikutnya”, tutup Fatrima.
*(Adv)
Komentar